Kamis, 16 Juli 2009

Dimana ada Jono disitu ada Joni

"Jono....no, dimana kamu?!"panggil simbok Carni berkali-kali. Dan yang dipanggil seolah tidak perduli, memang tidak mendengar atau sengaja tidak mau mendengar, yang tahu hanya si Jono sendiri. Memang begitu kelakuan si Jono kalau sudah bersama dengan si Joni. Si Jono ini perhatian sekali sama si Joni. Hampir tiap hari Jono memandikan si Joni di tepi sungai dekat rumahnya. Setelah itu Jono membersihkan sampah-sampah dan kotoran di kandang si Joni. Lalu ia segera mencari rumput dan dedaunan di pinggir desa untuk pakan si Joni.
Joni adalah anak kambing yang dipelihara Jono, rupanya lucu sekali dan tingkahnya sering membuat Jono tertawa terpingkal-pingkal. Dan nasib si Joni berubah drastis sejak Jono merawatnya. Dulu Joni hanyalah anak kambing liar yang harus bersusah payah dulu untuk bisa mendapat makanan. Biasanya ia mengikuti induknya mencari makan di jalan. Itu kebiasaannya dulu sebelum induknya tewas tertabrak mobil ketika sedang mencari makan. Jono yang saat itu berada di tempat kejadian langsung berinisiatif untuk mengambil anak kambing yang malang itu dan merawatnya. Dan anak kambing itupun mendapat nama si Joni.
Mbok Carni neneknya si Jono sudah merawat Jono sejak kecil. Orang tua Jono memutuskan untuk bertransmigrasi guna memperbaiki taraf hidup mereka. Dan Jono pun dititipkan kepada mbok Carni. Jono senang tinggal dengan mbok Carni, ia rajin membantu mbok Carni mengurus sepetak ladang yang dimiliki. Sekarang dengan adanya Joni rumah itu terasa lebih ramai.
Hari itu Jono kaget bukan kepalang ketika mendapatkan pintu kandang sudah terbuka dan si Joni tidak ada didalamnya. "Joni...Joni...Joni!"Teriak Jono berulang-ulang memanggil anak kambingnya. Namun si Joni tidak datang juga. Jono pun semakin kalut, ia mencemaskan keadaan anak kambingnya itu. Simbok Carni pun ikut sibuk mencari anak kambing itu, namun hingga hampir petang si Joni belum ditemukan juga. Jono pun pulang dengan perasaan sedih dan lesu. Ia tidak mau makan dan terus memikirkan anak kambingnya yang hilang. Dan saat malam tiba ia pun tertidur dan bermimpi bertemu dengan si Joni. Namun ketika terbangun Jono sedih kembali karena ternyata itu hanya mimpi.
Esoknya Jono bangun pagi seperti biasa, dan ia langsung menuju kandang. Betapa terkejutnya ia mendapatkan Joni sudah berada di kandangnya seperti semula. Jono senang bukan kepalang. Ia meloncat-loncat kegirangan dan memeluk Joni erat-erat, seolah takut anak kambing itu hilang lagi. Ia pun berteriak memanggil mbok Carni yang segera datang tergopoh-gopoh mendengar kehebohan di kandang kambingnya. Dan mengetahui apa yang terjadi mbok Carni pun mengucap syukur karena cucunya dapat tertawa lagi dan bahagia bersama anak kambingnya.
Malamnya Jono merenungkan peristiwa aneh yang baru dialaminya itu. Dan ia tidak pernah tahu bagaimana anak kambingnya itu bisa keluar kandang, apakah ia lupa menutup pintu pagarnya. Dan mengapa anak kambing itu keluar padahal ia aman di dalam kandang sana. Dan kemana saja ia selama menghilang. Pikiran-pikiran itu terus memenuhi kepala si Jono. Tapi ia tak pernah mendapat jawabannya. Dan ia tak perduli apapun jawabannya karena anak kambing itu sudah kembali padanya.

3 komentar:

Chart Music/Lagu Mancanegara/Barat terbaru dan Top Hits Bulan Juni-Juli 2009 (free download) gratis mengatakan...

haloo...blognya lumayan bagus...tapi lebih bagus lagi kalo kamu memberikan beberapa hal gratis kepada para pengunjung,jadi pengunjung selalu merasa betah dan ingin balik lagi ke blog kamu.terimakasih sudah berkunjung ke blog http://deniardians.blogspot.com


http://deniardians.blogspot.com

chop mengatakan...

rani memang bukan pembaca cerita profesional tapi rani mulai komentar ini dengan sedikit kritik tidak apa ya?

ketika menulis cerita yang cukup baku, cobalah untk menggunakan EYD dengan baik. seperti "simbok" dan "perduli" itu kan kurang baku tuh. jadi bacanya janggal, soalnya dari keseluruhan kata-kata yang digunakan rata-rata bukan kata-kata non-formal seperti "nggak" dansebagainya. jika ingin menulis dengan bahasa yang baku , baku kan lah semuanya dan kalau mau yang biasa saja buatlah ceritanya tidak kaku.
sama satu lagi. di awal cerita, kan diceritakan tentang si Jono dan mbok Carni. menurut rani itu kurang relevan dan tidak diceritakan juga tidak apa-apa, karena sepanjang cerita itu rani tidak melihat bahwa rani perlu mengetahui hubungan Jono dan mbok Carni itu seperti apa.

untuk keseluruhan cerita rani rasa cukup menghibur. cobalah buat membumbui sedikit humor di cerita ini pasti jadi seru deh. tapi rani sulit juga untuk melihat amanat dari cerita ini (entah ini karena rani bacanya kurang konsentrasi kayaknya)

udah itu aja komentarnya. selamat menulis.

perempuan saja mengatakan...

ok Rani trims berat untuk kritiknya. but saya juga punya sedikit pembelaan. boleh kan?
1. Saya tidak menemukan kata "nggak" di cerpen Jono ini (mungkin saya kurang teliti ya
?).
2. Saya rasa saya sudah menggunakan EYD walaupun mungkin masih banyak kekurangan disana sini. Setahu saya dalam percakapan boleh menggunakan kata-kata tidak baku tapi dalam narasinya harus menggunakan kata-kata baku, begitu aturannya. Dan saya sudah menerapkan itu.
3. Dan untuk istilah simbok, mungkin next time saya akan menjelaskan bahwa simbok adalah sebutan untuk orang perempuan yang dituakan di Jawa biasanya untuk mereka yang tinggal dipelosok desa atau orang-orang jaman dulu.
4. Tentang kata "perduli" sejak awal saya sudah ragu-ragu mau menggunakan kata "perduli" atau "peduli" karena saya pikir masih banyak masyarakat yang salah kaprah tentang kata itu dan tidak ada yang peduli (tanpa r) ternyata Rani cukup peduli (sekali lagi tanpa r).
Ok Ran cukup memuaskan tidak jawaban saya. kalau belum ya maaf sekali namanya juga manusia.
makasih ya neng