Waktu saya SMA ada cerita aneh yang saya alami, kalau dipikir-pikir ada lucunya juga walaupun saat peristiwa itu terjadi yang ada malah hujan air mata. Ceritanya berawal ketika sahabat saya yang saat itu sedang dirawat di sebuah Rumah Sakit swasta di Jakarta Barat akibat kecelakaan. Dia mendapat kecelakaan tersebut saat menumpang becak ,lalu dari arah berlawanan tiba-tiba datang sebuah metro mini dengan kecepatan tinggi menyerempet becak yang ditumpangi bersama adiknya. Tak ayal lagi kepalanya terserempet badan metro mini dan sobek parah hingga harus mendapat beberapa jahitan. Saat peristiwa tabrakan terjadi sebenarnya saya dan tiga orang sahabat saya lainnya sedang berjalan pulang seusai sekolah searah dengan arah metro mini yang menabrak teman saya itu. Saya sempat berteriak, "Ada tabarakan! itu di depan!" Ternyata yang tertabarak adalah sahabat saya sendiri yang baru akan berangkat sekolah karena ia dapat kelas siang (Biologi 2) sedangkan saya (Fisika 1) dan tiga teman saya (Biologi 1) mendapat kelas pagi.
Begitu kami tahu bahwa yang tertabrak adalah salah satu teman kelompok belajar kami, maka kami langsung berlari menghambur ke arah tabrakan terjadi sambil bertangis-tangisan. Teman saya yang terluka langsung di bawah ke rumah sakit kecil di daerah kami dalam keadaan tak sadar. Tak lama ia pun dipindahkan ke Rumah Sakit swasta besar di Jakarta Barat. Dia harus menjalani rawat inap dan selanjutnya hampir setiap sore kami menjenguknya.
Esok harinya setelah ia dimasukkan ke Rumah Sakit swasta di Jakarta Barat kejadian aneh itu terjadi. Ditengah-tengah kami belajar tiba-tiba masuklah ketua osis kami mengumumkan berita yang sangat mengejutkan bahwa teman kami yang kecelakaan tadi malam meninggal di Rumah Sakit. Spontan kami menangis sekeras-kerasnya dan segera berlari keluar lalu bergegas menuju Rumah Sakit tempat ia dirawat. Tapi aneh kami tidak melihat kejanggalan apapun disana semua tampak normal tidak tampak seperti baru saja ada pasien yang meninggal. Dengan hati-hati dan perasaan campur aduk kami memasuki kamar tempatnya dirawat. Dan kami sangat merasa bersyukur saat itu karena ternyata teman kami baik-baik saja, kepalanya memang masih diperban tapi kondisinya sudah lebih baik dari kemarin.
Kami pun saling berpelukan dan bertangisan sambil tertawa. Teman saya malah dengan heran bertanya siapa yang telah menyebar berita kematian dirinya. Kami katakan bahwa kami mendapat kabar itu dari ketua osis yang diumumkan di depan kelas, bahkan bendera setengah tiang pun sudah dikibarkan. Lantas kami pun tertawa terbahak-bahak dengan peristiwa tersebut. Kekeliruan yang sangat fatal. Alhamdulillah sampai kini kami masih sehat berada dibawah perlindunganNya. Peristiwa itu terjadi sudah puluhan tahun yang lalu. Dan saya masih suka tersenyum sendiri jika mengingatnya.
Begitu kami tahu bahwa yang tertabrak adalah salah satu teman kelompok belajar kami, maka kami langsung berlari menghambur ke arah tabrakan terjadi sambil bertangis-tangisan. Teman saya yang terluka langsung di bawah ke rumah sakit kecil di daerah kami dalam keadaan tak sadar. Tak lama ia pun dipindahkan ke Rumah Sakit swasta besar di Jakarta Barat. Dia harus menjalani rawat inap dan selanjutnya hampir setiap sore kami menjenguknya.
Esok harinya setelah ia dimasukkan ke Rumah Sakit swasta di Jakarta Barat kejadian aneh itu terjadi. Ditengah-tengah kami belajar tiba-tiba masuklah ketua osis kami mengumumkan berita yang sangat mengejutkan bahwa teman kami yang kecelakaan tadi malam meninggal di Rumah Sakit. Spontan kami menangis sekeras-kerasnya dan segera berlari keluar lalu bergegas menuju Rumah Sakit tempat ia dirawat. Tapi aneh kami tidak melihat kejanggalan apapun disana semua tampak normal tidak tampak seperti baru saja ada pasien yang meninggal. Dengan hati-hati dan perasaan campur aduk kami memasuki kamar tempatnya dirawat. Dan kami sangat merasa bersyukur saat itu karena ternyata teman kami baik-baik saja, kepalanya memang masih diperban tapi kondisinya sudah lebih baik dari kemarin.
Kami pun saling berpelukan dan bertangisan sambil tertawa. Teman saya malah dengan heran bertanya siapa yang telah menyebar berita kematian dirinya. Kami katakan bahwa kami mendapat kabar itu dari ketua osis yang diumumkan di depan kelas, bahkan bendera setengah tiang pun sudah dikibarkan. Lantas kami pun tertawa terbahak-bahak dengan peristiwa tersebut. Kekeliruan yang sangat fatal. Alhamdulillah sampai kini kami masih sehat berada dibawah perlindunganNya. Peristiwa itu terjadi sudah puluhan tahun yang lalu. Dan saya masih suka tersenyum sendiri jika mengingatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar