Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri identik dengan tradisi mudik yang dilakukan sebagian besar warga kota besar ke kampung halamannya masing-masing, terutama dilakukan oleh warga pendatang di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Tercatat lebih kurang dua juta jiwa melakukan mudik setiap tahunnya dan jumlah tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Ada yang kurang rasanya, jika lebaran dilewatkan tanpa mudik. Mudik juga dapat menjadi cermin keberhasilan seseorang selama dirantau. Hal ini yang juga menjadi motivasi tersendiri bagi para pemudik disamping faktor kerinduan pada kampung halaman yang juga tak bisa dipungkiri.
Dahulu mudik umumnya dilakukan dengan kendaraan angkutan masal dan kendaraan pribadi dalam hal ini kendaraan roda empat keatas. Namun seiring dengan perkembangan jaman, kepraktisan, biaya, dan keluwesan di jalan raya, maka sekarang marak mudik dilakukan dengan mengendarai kendaraan roda dua atau motor bahkan roda tiga yaitu "Bajaj" yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa hingga bisa menampung lebih banyak beban daripada biasanya. Fenomena ini selain menghibur karena bisa melihat beragam jenis kendaraan di jalan raya saat mudik, juga memprihatinkan. Karena tercatat bahwa kecelakaan yang terjadi saat mudik paling besar dialami oleh kendaraan roda dua. Tentu itu sangat tragis mengingat tujuan awal para pemudik adalah untuk berbagi kesenangan dengan sanak keluarga di kampung halaman dan bukan berbagi duka nestafa karena kehilangan orang-orang yang dicintai.
Yang tidak boleh dilupakan oleh para pemudik disamping kesiapan dan kelayakan kendaraan yang akan digunakan adalah kesiapan fisik para pemudik tersebut terutama yang bertugas membawa kendaraan, maka stamina yang benar-benar prima wajib dimiliki oleh seorang pengemudi. Bukan hanya fisik yang prima tapi mental juga harus diperhatikan, mengingat biasanya saat mudik akan timbul kemacetan dimana-mana. Pada saat jalan macet biasanya orang lebih sensitif dan mudah tersinggung bahkan oleh sebuah senggolan kecil sekalipun, tentu jika ini terjadi akan menodai perjalanan yang tadinya berawal dengan niat baik untuk berbagi kebahagiaan.
Satu hal yang harus diperhatikan para pemudik adalah membuat "check list", daftar barang bawaan yang meliputi barang yang akan dipakai selama mudik dan barang yang sifatnya merupakan buah tangan bagi keluarga di kampung halaman. Kotak obat juga tidak boleh tertinggal, sekalipun itu hanya sebuah kotak kecil sederhana buatan sendiri atau sebuah kantung yang berisi obat-obatan dan keperluan lainnya.
Dan yang paling penting dan tidak boleh dilupakan adalah "UANG!!!" (masa' mudik ga' pake uang, yang bener aja...:D). Ok sob segini dulu bahasan saya tentang "Lebaran" dan "Mudik"...